The Flash: Alasan Film Superhero Gagal yang Membuatnya Terpuruk



Meskipun diramaikan oleh kampanye promosi yang besar dan antusiasme penggemar yang tinggi, The Flash masih mengalami kesulitan beberapa minggu setelah dirilis. Film ini tidak mampu mencetak keuntungan yang memadai, bahkan membahayakan proyek terbaru DC dibandingkan jika film tersebut tidak dirilis oleh Warner Brothers.


Dilansir dari MovieWeb pada Selasa (18/7/2023), hal ini menjadikan The Flash sebagai film superhero dengan penjualan terburuk sepanjang sejarah. Padahal sebelumnya, film ini mendapatkan banyak pujian.


Penulis terkenal, Stephen King, bahkan mencuit bahwa meskipun dia "tidak terlalu peduli dengan film superhero... yang ini spesial". Sementara itu, James Gunn, Co-CEO baru DC Studios, memuji The Flash sebagai "mungkin salah satu film pahlawan super terhebat yang pernah dibuat".


Namun, meski mendapatkan tanggapan positif dari kritikus, masih ada banyak masalah yang menghambat kesuksesan film ini. Berikut adalah beberapa alasan mengapa The Flash dianggap gagal:


1. Kontroversi di Balik Aktor Utama

Barry Allen, pahlawan super dengan kecepatan luar biasa yang dikenal sebagai The Flash, diperankan oleh Ezra Miller. Namun, Ezra Miller telah terjerat dalam kontroversi selama beberapa tahun terakhir.


Video Miller yang memperlihatkan dia mencekik seorang penggemar perempuan pada tahun 2020 menjadi viral dan membuat banyak penggemar ingin agar aktor tersebut dipecat dari proyek-proyek masa depan. Meskipun Warner Bros tidak setuju dengan perilaku kontroversial Miller, kemarahan atas insiden tersebut tampaknya mereda dengan cepat.


Namun, pada tahun 2021, Ezra Miller kembali menjadi sorotan setelah beberapa video viral menunjukkan insiden-insiden konfrontasi dengan hukum, termasuk insiden penangkapan terkait pelecehan terhadap perempuan.


Meskipun begitu, Warner Bros tidak mengambil tindakan untuk menggantikan Miller dan tetap merilis The Flash. Namun, rentetan kontroversi ini jelas mempengaruhi performa film, terutama karena 73 persen penonton film ini adalah pria dewasa, angka yang jauh lebih tinggi dari rata-rata yang menyiratkan penolakan oleh wanita dan anak-anak. Ezra Miller telah meminta maaf secara publik dan mencari perawatan kesehatan mental. Meskipun Miller "hampir tidak mengidentifikasi diri sebagai manusia," ia mungkin membutuhkan sedikit bantuan.


2. Campur Tangan dari Pihak Studio

Sebelum kontroversi tersebut, Ezra Miller dianggap sebagai bintang besar yang potensial, sehingga proyek film The Flash sudah digarap sejak tahun 2013. Namun, setelah mengalami banyak keterlambatan, penundaan, dan terhenti oleh pandemi Covid-19, film The Flash akhirnya dirilis sepuluh tahun kemudian, pada tahun 2023.


The Flash mengalami masalah yang serupa dengan hampir semua film DCEU lainnya, yaitu campur tangan yang terlalu banyak dari pihak studio yang justru tidak membantu. Setelah film Man of Steel yang disutradarai oleh Zack Snyder tidak berhasil, Warner Bros membawa Joss Whedon dari The Avengers untuk melakukan reshoot. Namun, setelah Justice League versi Whedon juga gagal, WB mempercayakan Walter Hamada untuk memperbaiki situasi, tetapi justru menimbulkan lebih banyak kekecewaan dan frustrasi.


Setelah itu, WB memilih James Gunn dan Peter Safran untuk mengambil alih proyek tersebut, yang memutuskan untuk me-reboot DCEU dan menghadirkan DCU baru. Setiap pergantian kepemimpinan menghasilkan visi yang bertentangan dengan The Flash dan membingungkan para penggemar.


3. Hilangnya Kepercayaan pada DCEU

Para penggemar merasa lega dan bersemangat ketika James Gunn dan Peter Safran memimpin DC dengan visi baru mereka, karena kepemimpinan mereka memberikan semangat baru dan menimbulkan harapan pada franchise tersebut.


James Gunn memiliki reputasi yang baik dengan beberapa film superhero terkenal seperti Guardians of the Galaxy dan The Suicide Squad. Selain itu, keaktifannya di media sosial, seperti Twitter, dalam menjawab pertanyaan penggemar dan memberikan pembaruan secara teratur, juga membantu memenangkan hati para penggemar.


Namun, keputusan James Gunn untuk me-reboot DCEU dan menggantinya dengan DCU justru merugikan DC. Meskipun memulai dari awal dengan alur cerita yang baru mungkin baik untuk film-film baru, tetapi hal itu tidak berlaku untuk film-film lama yang telah direncanakan sebelumnya.


4. Kehilangan Kehadiran Zack Snyder

Meskipun Zack Snyder menghadapi kegagalan dengan DCEU, ia masih dicintai oleh para penggemar. Snyder memiliki rencana yang matang untuk seluruh alur cerita sejak awal, dan versi Snyder Cut dari film Justice League bahkan mendapatkan respon yang jauh lebih baik dari penggemar dan kritikus.


Penggemar selalu merindukan kesempatan untuk melihat Snyderverse yang tidak pernah terwujud. Jika Zack Snyder tetap terlibat dalam proyek-proyek DC dan Snyderverse berhasil, maka The Flash pasti akan lebih baik dan setidaknya mencapai titik impas.


Meski The Flash menghadapi beberapa kendala, hal ini tidak menyurutkan semangat para penggemar dan masih ada harapan untuk perbaikan di masa depan. Semoga DC dan Warner Bros dapat belajar dari pengalaman ini untuk memberikan film-film superhero yang lebih baik dan memuaskan para penggemar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

4 Tahun Pacaran, Thunder MBLAQ dan Mimi Gugudan Akhirnya Mengumumkan Hubungan Mereka ke Publik

Pentingnya Mendengarkan Anak: Membangun Hubungan yang Kuat antara Orangtua dan Anak

Mengatasi Rasa Takut pada Anak: Tips untuk Menghadapi dan Mengatasi Ketakutan